Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wisata Ziarah & Sejarah Makam Syaikh Al Washil Syamsudin, Mbah Wasil Setono Gedong - Kediri Jawa Timur

Bekas reruntuhan bangunan dulu dan Makam Syaikh Al Washil Syamsudin

Wisata Ziarah Makam Syaikh Al Washil Syamsudin, Mbah Wasil Setono Gedong - Assalamualaikum... Jika anda berkunjung ke kota kediri jangan lupa untuk Ziarah, Belajar Sejarah dan Edukasi ke salah satu makam ulama di kediri yaitu Syaikh Al Washil Syamsudin atau disebut juga dengan Mbah Wasil Setono Gedong. Sebelum kita menjelajah lokasi makom dari waliyullah tersebut, Mari kita pelajari terlebih dahulu tentang sejarah dan kehidupan dari Syaikh Al Washil Syamsudin. 

Lokasi:
Alamat: Setono Gedong, Kec. Kota Kediri, Kediri, Jawa Timur 64129
Provinsi: Jawa Timur

Peta Lokasi:

Setono Gedong merupakan sebuah komplek bangunan seluas 3 hektar yagn berlokasi di antara pusat perbelanjaan terbesar, Jalan Doho. Terdiri dari sebuah masjid, pendopo, serta areal pemakaman dimana tempat bersemayam tokoh-tokoh penting bersejarah seperti Sunan Amangkurat Mas III, Raja Solo ke 3 dan Makam Syeh Al-Wasil Syamsudin atau nama aslinya Sayid Sulaiman Syamsudin. Beliau adalah seorang duta yagn datang dari Istanbul, Turki untuk menyiarkan ajaran Agama Silam di Kediri dan sekitarnya. 

Sejarah Masuknya Agama Islam di Kediri dengan Makam Syaikh Al Washil Syamsudin

Makam Syech Wasil Syamsuddin di Setono Gedong Kediri menyimpan banyak misteri. Tentang Awal masuknya Islam di Indonesia, Jauh sebelum para saudagar Gujarat dan para Waliyullah Seangkatan Walisongo. Hubungan beliau dengan Prabu Sri Aji Joyoboyo terdokumentasi pada dua prasasti kuno. Konon satu di Trowulan dan Satuya lagi disimpan di balai pustaka di Jakarta, keterangan dari salah satu pemandu di area makam.

Prasasti kuno 


Syamsudin ataukah Syekh Wasil?

Beberapa ahli lain juga berpendapat bahwa Syek Al Washil Syamsudin adalah seorang ulama besar dari persia (Ngerum) yang datang ke kediri untuk membahas kitab musyarar atas undangan dari Raja Jayabaya. Tokoh inilah yang kemudian berupaya menyebarkan dan mengembangkan agama Islam di Kediri. 

Kompleks bangunan makam Setno Gedong merupakan salah satu wujud penghormatan yang diberikan oleh masyarakat terhadap jasa beliau dala mengembangkan Agama Islam di Kediri. Berkaitan dengan pendapat diatas, terdapat juga beberapa pemahaman dasar tentang kedatangan Maulana Ali Syamsuddin di kediri pada masa pemerintahan raja Jayabaya, yaitu pada abad XII M. Pada masa ini kebudayaan Hindu-Budha khususnya di Kediri sedang mencapai puncak kejayaan sehingga mustahil jika Islam sudah mendapatkan tempat di daerah tersebut, baik secara kebudayaan maupun politis di masyarakat khususnya Kediri pada waktu itu. Namun ini terbantah bahwa Kerjaaan adalah sentral kebudayaan apapun sumbernya. Baik agama yang terlanjur sudah berkembang maupun update keilmuan serta pemahaman baru.

Kemiripan nama antara Maulana Ali Syamsuddin dengan Sulaiman Al-Wasil Syamsudin belum dapat digunakan sebagai bukti bahwa dua nama itu mengarah pada satu orang yang sekarang makamnya ada di kompleks bangunan makam Setono Gedong jika itu didukung oleh data-data atau bukti yang valid. Oleh sebab itu perlu sebuah pembahasan lebih lanjut berdasarkan variabel pendukung. 

Berdasarkan pada bukti-bukti arkeologis, khsusunya berdasarkan hasil komparasi terhadap arsitektur dan ornamentasi maka lebih tepat jika kompleks makam Setono Gedong dibangun sekitar abad XVI M. Oleh karena itu penelusuran sejarah Syakh Wasil atau Mbah Wasil sebaiknya mengarah pada tokoh-tokoh penyebar agama Islam di Kediri pada masa itu.

Ekspedisi Cheng Ho yagn datang mengujungi Majapahit, Demak, Pekalongan, Cirebon dan Sunda Kelapa (Jayakarta/Jakarta) oleh sekretaris Ma Huan di dalam "Yang Yai Seng Lan" melaporkan tentang keadaan alam dan penduduk dari kota-kota yagn disinggahi. Ia menyebutkan bahwa di pelabuhan Jawa (Gresik dan Tuban) ada tiga macam penduduk yaitu orang muslim dari barat (Maghribi), orang cina (beberapa di antaranya beragama Islam) dan Orang Jawa (Penduduk asli yang masih belum beragama Islam). Untuk menunjukkan bahwa islam sudah masuk dan sudah dipeluk oleh kalangan keraton Majapahit, ia menulis adanya orang-orang Jawa yang beragama Islam di istana raja sejak kira-kira sekitar 50 tahun sebelum masa itu.

Jejak sejarah & Reruntuhan bangunan yang ada di Sekitar Makam





Kesimpang siuran siapa beliau mungkin tidak usah diperdebatkan. Suasana makam yang berbaur dengan ornamen candi Hindu serta puing-puing yang tersisa bisa menceritakan bagaimana kali itu Islam, Hindu, dan Buddha saling hidup berdampingan dalam satu kerukunan. Pasang surut dari keragaman beragama juga tampak dari puing-puing yagn tersisa, dimana menurut keterangan dari salah satu penjaga makam. Komplek makam ini dulu merupakan hadiah dari Prabu Sri Aji Joyoboyo kepada Syech Wasil Syamsuddin atas jasanya kepada sang prabu secara pribadi dan kerajaan pada umumnya. 

Jalan masuk menuju pesarean Syaikh Al Washil Syamsudin

Pintu masuk menuju makam Syak Al Washil Syamsudin

Peziarah di makam Syaikh Al Washil Syamsudin

makam dan pusara syehc Wasil Syamsuddin 
Itulah Salah satu Tokoh penyebar Agama Islam di tanah jawa khususnya di Kediri Jawa Timur. Dari Kisah, sejarah dan peninggalan baik ajaran, bangunan atau apapun seakan menjadi saksi bisu yang mengajarkan kita banyak hal. 
terutama tentang prinsip, ajaran, kesabaran, kerukunan, dan toleransi antar umat beragama, serta tidak lupa belajar tentang kesetian mereka terhadap tuhannya dimanapun dan dalam keadaan apapun. 
Terima kasih! Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah mereka para pejuang dan pembelajar sejati tersebut....!
Wasalamulaikum Wr.Wb.

Post a Comment for "Wisata Ziarah & Sejarah Makam Syaikh Al Washil Syamsudin, Mbah Wasil Setono Gedong - Kediri Jawa Timur"